Wednesday, April 10, 2013

Percobaan Dua Faktor


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Percobaan pada umumnya dilakukan untuk menemukan sesuatu. Oleh karena itu secara teoritis, percobaan diartikan sebagai tes atau penyelidikan terencana untuk mendapatkan fakta baru (Steel dan Torrie 1991). Rancangan percobaan adalah suatu tes atau serangkaian tes dengan maksud mengamati dan mengidentifikasi perubahan - perubahan pada output respon yang disebabkan oleh perubahan-perubahan yang dilakukan pada variabel input dari suatu proses (Montgomery, 2005). Dapat juga diartikan sebagai suatu uji atau sederetan uji baik itu menggunakan statistika deskripsi maupun statistika inferensia, yang bertujuan untuk mengubah peubah input menjadi suatu output yang merupakan respon dari percobaan tersebut (Mattjik, A dan Sumertajaya, I 2000).
Suatu percobaaan biasanya dilakukan untuk menyelidiki apakah ada perbedaan efek dari beberapa perlakuan terhadap suatu percobaan. Kerap kali dijumpai bahwa hasil percobaan itu sebenarnya juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang diselidiki. Dengan adanya hal demikian maka di dalam menganalisis hasil percobaan harus diperhitungkan variabel-variabel yang dianggap mempengaruhi hasil percobaan. Terkadang suatu percobaan digunakan hanya untuk menguji pengaruh dari satu faktor. Padahal dalam kenyataannya banyak faktor yang mempengaruhi suatu proses. Ada faktor yang bekerja sendiri, ada faktor yang bekerja sama dengan faktor yang lain.
Bila peneliti hanya menguji pengaruh dari satu faktor saja, dirasakan pemahaman tentang kejadian yang sebenarnya sangat kurang, sehingga banyak peneliti melakukan percobaan dengan lebih dari satu faktor untuk mengetahui pengaruh masing-masing faktor dan interaksi antar faktor. Sebagian besar percobaan dalam penelitian meliputi beberapa variabel atau lebih dari dua faktor yang diamati dalam suatu percobaan. Pada situasi ini, rancangan yang digunakan adalah rancangan faktorial.

 PEMBAHASAN
Percobaan Dua Faktor Yang Salah Satunya Kualitatif
Dalam percobaan dua faktor, salah satu atau keduanya bisa kuantitatif dan menetukan model regresi yang menyatakan hubungan antara sebagai peubah respons dengan peubah X1 (faktor 1) dan X2 (faktor 2) sebagai peubah peramalnya hanya satu (hanya satu faktor).
Suatu contoh yang terdiri dari satu faktor yang kuantitatif dan yang lainnya kualitatif diberikan pada contoh 2.4 berikut.
Contoh 2.4. Suatu Percobaan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan varietas terhadap produksi suatu jenis kacang dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok yang diulang 4 kali. Sebagai faktor pertama adalah 3 varietas dan faktor kedua 3 jarak tanam (4, 8, dan 12 inchi). Data produksi per-satuan percobaan disajikan pada Tabel 2.15.
Tabel 2.15.      Produksi dari 3 varietas dan jarak tanam kacang tanah
Varietas
Jarak Tanam (Inchi)
Ulangan
Total
1
2
3
4
I
4
56
45
43
46
190

8
60
50
45
48
203

12
66
57
50
50
223







II
4
65
61
60
63
249

8
60
58
56
60
234

12
53
53
48
55
209







III
4
60
61
50
53
224

8
62
68
67
60
257

12
73
77
77
65
292
Total
555
530
496
500
2081
Untuk keperluan analisis keragaman dibuat Tabel 2.16. Analisis keragaman (Tabel 2.19) menunjukan bahwa varietas berpengaruh sangat nyata, jarak tanam berpengaruh sangat nyata, dan interaksi berpengaruh nyata, dan interaksi berpengaruh sangat nyata terhadap produksi. Dengan bantuan Tabel 2.17, JK JL dan JQ yang keduanya merupakan penguraian dari JK jarak tanam kemudian dihitung.
Tabel 2.16. Interaksi varietas dengan jarak tanam
Varietas
Jarak Tanam
Total
4
8
12
I
190
203
223
616
II
249
234
209
692
III
224
257
292
773
Total
663
694
724
2081
 
Tabel 2.17. Total Produksi pada setiap jarak tanam dan komponen JL dan JQ
Komponen
Total Produksi pada Jarak Tanam
Ki
r v Σ ci2
4
8
12
663
694
724
Linear, JL
 -1
 0
1
 61
4 x 3 x 2 
Kuadratik, JQ
 1
 -2
1
 -1
 4 x 3 x 6

JK JL   =     =    = 155,0417
JK JQ   =     =    = 0,0139
Pengaruh interaksi V x J juga diuraikan kedalam V JL dan V JQ  dan dengan bantuan Tabel 2.18, Ki yang merupakan kombinasi linear baik untuk JL maupun untuk JQ pada setiap varietas dihitung. Misalnya Ki untuk JL dan JQ pada varietas I berturut-turut adalah :
(-1) (190) + (0) (203) + (1) (223) = 33 dan
(1) (190) + (-2) (203) + (1) (223) = 7
Nilai Ki pada varietas yang lain dihitung dengan jalan yang sama yang nilainya selengkapnya dimuat pada Tabel 2.18. Setelah itu, JK VJL dan VJQ masing-masing dapat dihitung, yaitu :
JK V J =  JK JL = 914,1250 – 155,0417 = 759,0833
JK V JQ =  - JK JQ = 6,3750 – 0,0139 = 6,3611
Tabel 2.18. Interaksi V dan J
Varietas
Jarak Tanam
Ki
4
8
12
VJL
VJQ
I
190
203
223
33
7
II
249
234
209
-40
-10
III
224
257
292
68
2
Linear, JL
-1
0
1


Kuadratik, JQ
1
-2
1



KT dan Fhitung semua komponen dimuat pada Tabel 2.19.
Komponen linear jarak tanam ( JL ) menunjukan pengaruh yang sangat nyata, sedangkan komponen kuadratik ( JQ ) adalah sebaliknya. Pengaruh linear jarak tanam ini tampaknya tidak sama pada semua varietas, karena adanya pengaruh interaksi. Komponen V JL adalah sangat nyata pengaruhnya, sedangkan komponen V JQ adalah tidak nyata (Tabel 2.19).

Tabel 2.19. Sidik ragam data tabel 2.15.
SK
Db
JK
KT
Fhitung
Ftabel
0,05
0,01
Ulangan
3
255,6389
85,213
4,822*
3,01
4,72
Perlakuan
8
1.947,8889
243,4861
13,779**
2,36
3,36

Varietas, V
2
1.027,3889
513,6845
29,069**
3,01
4,72

Jarak Tanam, J
2
155,0556
77,5178
4,387*



JL
1
155,0417
155,0417
8,77**
4,26
7,82

JQ
1
0,0139
0,0139
0,001



Interaksi, VxJ
4
765,4444
191,3611
10,829**
2,78
4,22

V JL
2
759,0833
379,5417
21,48**
3,01
4,72

V JQ
2
6,3611
3,186
0,18


  Acak
24
424,1111
17,6713



  Total
35
2.627,64





Data pengamatan (Tabel 2.15) kelihatan bahwa untuk varietas I dan III produksi meningkat dengan meningkatnya jarak tanam, sedangkan untuk varietas II adalah sebaliknya. Koefisien regresi pada tiap varietas dihitung sebagai berikut :
Varietas I :
a   = ȳ (rata-rata produksi varietas I) =  = 51,3333 dan
b   =  = 4,125 , sehingga persamaan antara y dengan x adalah,
            y = 51,3333 + 4,125  
Varietas II :
a   =  = 57,6667 dan
b  =  = 8,5 dan persamaan antara y
dengan x adalah,        
           y = 64,41677 + 8,5 x
Varietas III : a =  = 64,4167
                    b =  = 8,5 dan persamaan antara y dengan x
adalah,
                        y = 64,4167 + 8,5 x
Jika variabel independen dinyatakan dalam variabel jarak tanam (J), maka x diganti dengan  dan persamaan menjadi,
Varietas I        : y = 51,3333 + 4,125
                         y = 43,0833 + 1,0313 J
Varietas II       : y = 57,6667 – 5,0
                          y = 67,6667 – 1,25 J
Varietas III     : y = 64,4167 + 8,5
                          y = 47,4167 +2,125 J
Dengan meningkatnya jarak tanam pada varietas I dan III mengakibatkan meningkatnya produksi dengan laju sebesar masing-masing 1,03 dan 2,125 dan keadaan sebaliknya pada varietas II, peningkatan jarak tanam malah mengakibatkan penurunan produksi dengan laju sebesar 1,25.

No comments:

Post a Comment